Katanya Junjung Pluralisme, Kenyataannya?

jpnn.com - JAKARTA - Belakangan nilai kemajemukan yang dijunjung Indonesia dinilai semakin rapuh dan rentan dieksploitasi untuk berbagai tujuan destruktif.
Terutama untuk melemahkan kualitas demokrasi dan prinsip negara hukum Indonesia.
Penilaian tersebut dikemukakan Henny Supolo, perwakilan Yayasan Cahaya Guru, saat membacakan seruan bersama tokoh dan masyarakat sipil, menyikapi kondisi kebangsaan akhir-akhir ini.
"Kami menilai, pascaaksi 4 November lalu, kemajemukan yang menjadi dasar bangsa sesungguhnya rapuh. Di mana terlihat, aspirasi massa menuntut akomodasi politik tanpa syarat, merupakan gambaran mobokrasi. Kerumunan massa menjadi penentu pengambilan keputusan dan sumber klaim kebenaran," tutur Henny, di Hotel Atlet Century, Senin (28/11).
Implikasi dari kondisi yang ada, kata Henny, sangat berpotensi menimbulkan perpecahan, pengabaian mekanisme demokrasi dan ketidakpercayaan pada institusi penegak hukum dan demokrasi?.
Hal itu dikhawatirkan bakal menghancurkan sebuah bangsa.
Menurut Henny, perwakilan tokoh dan masyarakat sipil melihat ?praktik-praktik tersebut bukan terjadi tiba-tiba.
Tapi merupakan dampak serius dari tidak adanya totalitas para penyelenggara negara dalam menjalankan tugasnya menjaga keberagaman, mempedomani Pancasila dan konstitusi Indonesia.
JAKARTA - Belakangan nilai kemajemukan yang dijunjung Indonesia dinilai semakin rapuh dan rentan dieksploitasi untuk berbagai tujuan destruktif.
- Rencana Dedi Mulyadi Sulap Gedung Pakuan Jadi Museum, Alasannya
- Data Jumlah Kendaraan Keluar Jakarta saat Mudik 2025, Bandingkan dengan 2024
- 5 Berita Terpopuler: Dokter Terawan Buka-Bukaan, Gaji PPPK Sudah Disiapkan, Segera Cek Lokasi ATM Deh!
- Soal Ojol dapat BHR Rp 50 Ribu, Wamenaker Merespons Begini, Keras
- Hari Kedua Lebaran, Mentan Tancap Gas Turun Lapangan Sidak 4 Gudang Bulog di Sulsel
- Terapkan Diskon Tarif pada Arus Balik, ASDP Imbau Pemudik Persiapkan Perjalanan Arus Balik