Katolik vs Protestan Bentrok di Irlandia

Katolik vs Protestan Bentrok di Irlandia
Katolik vs Protestan Bentrok di Irlandia
Berdasar penyelidikan awal, PSNI menyatakan bahwa UVF lah yang memantik bentrok berdarah tersebut. "Semua ini berawal dari ulah UVF di Belfast Timur. Terlibat langsung atau tidak, kelompok tersebut harus bertanggung jawab. Sayangnya, tak ada seorang pun yang beritikad baik mengakhiri bentrok atau menenangkan keadaan," ujar Wakil Kepala Polisi Belfast, Alistair Finlay, dalam jumpa pers.

Kelompok paramiliter yang menguasai wilayah timur Belfast itu memang tak pernah sepaham dengan umat Katolik yang pro Republik Irlandia. Sebab, mereka menginginkan Irlandia Utara menjadi bagian dari Inggris. Perbedaan pendapat itulah yang selalu berhasil melecut konflik. Meski sudah tercapai kesepakatan damao dan gencatan senjata pada 1998 lalu, ternyata bibit-bibit perpecahan masih tetap ada.

Selain fotografer yang menderita luka tembak, sejumlah polisi juga dilaporkan terluka akibat ledakan bom molotov. "Sudah dua malam ini kerusuhan terjadi. Saya sangat prihatin melihat fakta bahwa warga sipil kembali menyandang senjata," kata seorang pejabat Irlandia Utara. Senin malam lalu (20/6), seorang perempuan muda ditangkap karena kedapatan memiliki senjata ilegal.

Bentrok sektarian yang kembali pecah di wilayah rawan itu jelas mengundang keprihatinan pemerintahan gabungan. First Minister Peter Robinson dari Protestant Democratic Unionist Party (DUP) dan wakilnya, Martin McGuinness, dari Partai Sinn Fein menyesalkan jatuhnya korban jiwa dalam kerusuhan Selasa malam. Dua tokoh beda aliran yang berbagi pemerintahan itu mengimbau warga saling menahan diri.

BELFAST - Bentrok sektarian kembali pecah di Irlandia Utara. Selasa malam waktu setempat (21/6), sisi timur Kota Belfast membara. Perang bom molotov

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News