Kau Sombong, Kau Kubekot
Jumat, 12 Maret 2010 – 17:20 WIB
Lagipula memboikot pembahasan APBN tidak layak disamakan dengan memboikot bus Montgomery di AS tahun 1950-an yang diskriminatif itu. Tak dapat disamakan dengan system Pemilu yang tidak demokratis di masa Orde Baru. APBN itu menyangkut kepentingan rakyat dan negara dan tak patut dikorbankan.
Seorang teman menyebut bahwa pelontaran wacana boikot itu mirip mencari perhatian. Maksudnya, supaya pemerintah menyadari bahwa kesimpulan rapat paripurna tentang kasus Century tak patut dianggap sebagai angin lalu.
Tujuannya baik, tapi saya kira tidak harus membakar ban mobil seperti dilakukan demonstrasi mahasiswa yang memacetkan jalan dan merugikan kepentingan umum. ***
DI MASA BOCAH, saya menyebut boikot dengan bekot. Biasanya yang terkena adalah anak-anak yang sombong, misalnya tidak mau ikut gotongroyong membersihkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi