Kaum Kepompong Rawan jadi Korban Kejahatan Siber Modus Klik Aplikasi
Namun, karena rasa "kepo" kemudian membuat seseorang tetap melakukan klik terus-menerus dan berujung memberikan akses pada penjahat siber untuk mengakses rekening.
"Biasanya Android akan memberi tahu aplikasi ini berbahaya, tetapi karena kita kepo, diklik 'ok'. (Diberi peringatan) Jangan di-download karena aplikasi ini tidak resmi, tapi diklik 'yes'. Yes, ok," katanya.
"Jadi akhirnya kita memberikan akses untuk mengakses rekening kita," kata Executive Vice President PT BCA Tbk itu.
Wani mengatakan, saat ini juga pernah terjadi penipuan mengatasnamakan lembaga negara seperti BPJS Kesehatan.
Penipu biasanya mengawali percakapan yang menggiring calon korban agar meyakini dirinya mendapatkan panggilan telepon dari lembaga resmi BPJS Kesehatan.
"Hati-hati kalau, misalnya, ada telepon yang mengatakan bahwa BPJS untuk membeli narkoba. Jangan percaya. Biasanya mereka membuat kita takut. Pura-pura ada telepon, membuat percaya itu BPJS," kata dia.
Wani juga mengingatkan masyarakat agar benar-benar memahami hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan kala sudah masuk ke dunia transaksi digital.
"Ini mengingat adanya potensi orang-orang di luar sana yang menginginkan uang melalui cara ilegal," katanya. (antara/jpnn)
Menurut pakar, korban kejahatan siber modus menguras saldo di rekening modus klik aplikasi biasanya kaum kepompong.
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
- Dihadiri 25 Pakar & Praktisi Terkemuka, IKF 2024 Diikuti Lebih dari 1.600 Peserta
- Sempat Diblokir, Rekening PWI Jaya Kini Aktif Kembali
- BCA tiket.com Travel Fair 2024 Digelar Pekan Ini, Ada Cashback Hingga Rp 2 Juta
- Perusahaan Indonesia Terbaik Meraih Penghargaan GRC & Performance Exellence Award 2024
- Mandiri jadi Bank Pertama di Indonesia yang Menyediakan Layanan Golden Visa
- Ancaman Siber Meningkat, Grant Thornton Dorong Perlindungan Data Pribadi Bagi Individu