Kaum Milenial Harus Kritis, Jangan Terhasut Kelompok Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Nirmala Ika Kusumaningrum mengingatkan generasi milenial lebih kritis menyikapi setiap isu. Terutama kritis terhadap radikalisme sehingga bisa terhindar dari kelompok radikal.
"Berpikir kritis akan membantu anak-anak muda bisa terhindar atau minimal akan mempertanyakan aliran-aliran yang radikal," kata Nirmala.
Nirmala memaknai kritis adalah kemampuan untuk terbuka, menganalisis, mendengarkan, mengendapkan, menggali, termasuk menyaring nformasi dari berbagai sumber terkait hal-hal di sekitar.
Menurut dia, salah satu cara menghindari kelompok radikal adalah dengan berani membuka diri terhadap semua perbedaan dalam kehidupan.
Mulai dari perbedaan suku, budaya, agama, keyakinan, selera, sampai gaya hidup sekali pun.
"Karena ketika kita mulai melihat bahwa saya lebih atau paling benar daripada dia atau mereka, perlahan bibit radikal mulai terbentuk," sambungnya.
Nirmala mengatakan pada dasarnya tidak bisa digeneralisir bahwa milenial lebih mudah terjebak gerakan radikal. Pasalnya, kata Nirmala, aksi bom bunuh diri seperti di Makassar beberapa hari lalu lebih terkait keimanan.
"Bukan agama ya sehingga akan beda cara pandangnya. Mereka tidak pernah melihat diri mereka sebagai teroris, tapi sebagai pejuang," tuturnya.
Kaum milenial harus waspada dan kritis terhadap radikalisme yang masuk lewat ruang publik seperti media sosial dan kampus.
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris Jaringan JAD di Bima