Kaum Moderat di Parlemen Eropa Kian Melemah
Rakyat Eropa sepertinya tak ingin lagi kebijakan yang selalu mengambil titik tengah. Kini mereka mencari solusi radikal terhadap permasalahan yang dihadapi Benua Biru tersebut. Karena itu, koalisi politik yang memberikan visi simpel dan tegas langsung mendapatkan simpati.
Koalisi Greens, kumpulan dari partai-partai penyokong isu lingkungan, mendapat 18 kursi baru. Kemudian, posisi koalisi liberal bertambah 38 kursi. Kursi kubu nasionalis dan ekstrem kanan juga bertambah.
"Menurut saya, isu yang dianggap penting pemberi suara adalah soal migrasi dan perubahan iklim," ujar Holger Schmieding, pengamat ekonomi Berenberg Bank, kepada Agence France-Presse.
Namun, kubu-kubu tradisional belum roboh. Meski berkurang banyak, kubu konservatif yang dipimpin European People Party (EPP) masih memegang kursi terbanyak. Kubu Sosial Demokrat, rekan EPP dalam grand coalition alias koalisi akbar, juga masih mendapatkan 150 kursi.
Jika dihitung, partai yang pro-Eropa masih mengamankan 493 di antara total 751 kursi. Yang menjadi masalah, blok yang harus dilibatkan bakal bertambah banyak. EPP dan Sosial Demokrat harus menggandeng kubu liberal atau Greens jika ingin mengamankan suara mayoritas.
"Kali pertama dalam 40 tahun, dua raksasa politik Eropa, konservatif dan sosialis, tak lagi memegang mayoritas. Otomatis keseimbangan baru akan terbentuk," ujar Guy Verhofstadt, pemimpin koalisi Liberal, kepada BBC. (bil/c10/dos)
Nigel Farage bertepuk tangan saat melihat layar hasil penghitungan cepat pemilihan utusan Inggris untuk parlemen Eropa di Southampton Guildhall Minggu lalu (26/5).
Redaktur & Reporter : Adil
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Uni Eropa & ChildFund International Ajak Masyarakat Bersatu Dalam Keragaman
- Setelah Menghukum Warga Israel, Uni Eropa Hajar Iran dengan Perpanjangan Sanksi
- Uni Eropa Jatuhkan Sanksi kepada Warga Sipil Israel Pelanggar HAM
- Uni Eropa Bekukan Proses Integrasi Georgia