Kawah Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, Tenggorokan Panas
Tapi, seandainya benar-benar dilarang, Saini juga tak khawatir. Di tempat tinggalnya, dia juga memiliki pekerjaan lain sebagai petani.
Berdasar data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disampaikan BPBD Bondowoso, pada Rabu malam itu terjadi tiga kali letusan di Kawah Ijen.
’’Letupan itu disebut letupan freatik,’’ ujar Winarto, kepala bidang kebencanaan dan kesiapsiagaan BPBD Bondowoso.
Letupan freatik terjadi akibat adanya uap air bertekanan tinggi. Uap air tersebut terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah Gunung Ijen.
Yang kemudian mengalami kontak langsung dengan magma. ’’Ketika ada letusan freatik, akan timbul asap, abu, dan bahkan material,’’ jelasnya.
Heri menambahkan, selama musim hujan dimulai pada November 2017, air danau di Kawah Ijen bertambah 3 juta meter kubik. Dengan kedalaman lebih dari 180 meter. Hal itu turut memicu ketidakstabilan gas di kawah.
Meski sudah ditutup, Sony, salah seorang petugas BKSDA yang berjaga, mengungkapkan, masih ada saja satu dua tour guide dan turis yang menurutnya meminta diizinkan untuk mendaki.
’’Tapi, kami tak mau ambil risiko. Jadi, tetap melarangnya,’’ tegasnya. (hud/her/hdi/aif/c5/ttg)
Kawah Gunung Ijen mengeluarkan gas beracun menyebabkan aktivitas warga sekitar terganggu, termasuk penambangan belerang.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Terjebak dalam Sumur, 4 Orang di Jambi Tewas
- Mimpi Jelajahi Pulau Komodo, Justin Bratton: Saya Terpesona
- 29 Warga Aceh Timur Keracunan Gas, Polisi Bergerak
- Ayah dan Anak Ditemukan Tewas dalam Sumur Sedalam 25 Meter, Ini yang Terjadi
- Andriansyah & Fajar Tewas di Kapal China Express, Kami Ikut Berbelasungkawa
- 1 Pekerja Tewas Diduga Menghirup Gas Beracun, Begini Kronologi Kecelakaan di PTLP Dieng