Kawanan Gajah Ubrak-abrik Sejumlah Kota di Tiongkok, Kerusakan Capai Miliaran Rupiah
"Jagung, tebu dan bahan-bahan pertanian lain disukai oleh gajah," kata Li Zhongyuan dari Biro Kehutanan Taman Nasional Xishuangbanna .
Walau pergerakan kawanan gajah liar ini yang merusak kawasan kota dan desa yang dilalui mereka, menurut Li Zhongyuan, situasi terkait gajah di Tiongkok sebenarnya membaik.
"Jumlah gajah sebenarnya meningkat dari sekitar 170 di tahun 1990-an menjadi 300 ekor sekarang," katanya kepada media lokal.
Pan Wenjing dari Greenpeace mengatakan meningkatknya jumlah ini terjadi karena perburuan terhadap gajah sudah dilarang.
Namun meningkatnya populasi gajah bersamaan dengan memburuknya situasi lingkungan bagi mereka, karena kebun karet, kebun teh dan tempat pemukiman manusia bertambah luas.
"Antara tahun 1975 sampai 2014, di mana kawanan gajah ini merambah, hutan alami sudah mengalami penurunan sebanyak 16 persen karena pembangunan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk," katanya.
"Peningkatan penduduk dan menurunnya habitat mereka membuat gajah bergerak lebih jauh untuk menemukan tempat yang lebih layak untuk mereka."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Sebanyak 15 ekor gajah bergerak dari kota ke kota di Tiongkok tanpa tujuan jelas, dilaporkan dalam keadaan lapar
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu