Kawanan Tan Malaka dan Aksi Penggelapan 19 September

Kawanan Tan Malaka dan Aksi Penggelapan 19 September
Markas Kaigun Bukanfu pimpinan Laksamana Maeda. Kini, Markas Besar Angkatan Darat di Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta. Gedung ini saksi bisu aksi penyelundupan kawanan Tan Malaka. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

"Uang hasil penyelundupan itu diserahkan kepada Tan Malaka untuk dana perjuangan," tulis buku Jejak Intel Jepang.

Chou Shinmo, anggota Kaigun Bukanfu dalam sebuah kesaksian menceritakan bahwa dirinya terlibat dalam aksi itu. 

“Beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, saya diperintahkan Yoshizumi menyelundupkan barang-barang dari gudang-gudang kantor Kaigun Bukanfu,” ungkap Chou, termuat dalam Zanryu Nihon Hei No Shinjitsu: Indonesia Dokuritsu Sensou O Tatakatta Otoko Tachi No Kiroku, karya Hayashi Eiichi.

Barang-barang selundupan itu, sabagaimana dikisahkan Chou, dialirkannya melalui sungai di sebelah kantor Kaigun Bukanfu sampai ke Kota.

Sungai yang dimaksud Chou Shinmo adalah sungai yang mengalir di bawah rel kereta antara Masjid Istiqlal dan Jalan Veteran I Juanda Jakarta Pusat, persis di sebelah markas Kaigun Bukanfu (kini Markas Besar Angkatan Darat di Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta). 

Dari markas Kaigun Bukanfu ke sungai itu hanya menyeberang jalan.

Setiba di Kota, barang-barang selundupan itu dijual di pasar gelap. Chou Shinmo sendiri yang menjualnya dan menyerahkan uangnya kepada Yoshizumi. 

“Sebagian uang itu kemudian diserahkan Yoshizumi kepada Tan Malaka. Sebagian lagi digunakan Tomegoro Yoshizumi untuk membangun kelompok-kelompok perjuangan gerilya yang disebut laskar,” katanya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News