Kaya Gila

Oleh: Dahlan Iskan

Kaya Gila
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Hubungan itu sempat renggang ketika Trump digantikan Joe Biden. Lalu pulih lagi saat Trump kembali berkuasa.

Baca Juga:

Maka Trump harus bersama Rusia. Sekaligus agar bisa menjauhkan Rusia dari Tiongkok. Mumpung ada momentum. Toh, tidak ada untungnya bagi Trump untuk berbaik dengan Ukraina. Itu bikin Rusia kian bersatu dengan Tiongkok.

Zelenskyy mungkin masih punya romantisme lama: sesama negara pejuang demokrasi, Amerika harus mendukung, apalagi pakta pertahanan NATO seharusnya kompak di belakang Ukraina.

Trump tidak peduli semua romantisme itu. Pikirannya fokus: mana yang menguntungkan Amerika.

Itu juga sesuai dengan kepribadiannya selama menjadi pengusaha: harus menang dalam setiap negosiasi. Apalagi, nego dengan pengusaha yang jauh lebih kecil.

Ukraina adalah kecil di mata Trump. "Dalam negosiasi ini Anda tidak punya kartu apa-apa," ujar Trump blak-blakan kepada Zelenskyy. Maksudnya: menyerahlah.

Zelenskyy memang menyerah: dalam hal tambang mineral tanah jarang. Dia serahkan tambang itu sebagai pembayaran atas bantuan Amerika.

Mineral tanah jarang sangat diperlukan Amerika. Khususnya untuk melawan Tiongkok yang kaya dengan tambang tanah jarang. Mineral langka itu sangat diperlukan untuk industri modern seperti chip, komputer, persenjataan.

Zelenskyy rupanya belum pernah dapat pelajaran bahwa di dunia ini ada tiga jenis orang yang tidak bisa dilawan: atasan, orang kaya, dan orang gila.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News