KBRI Tokyo Gelar Seminar Kebijakan Kehutanan Indonesia
jpnn.com, TOKYO - KBRI Tokyo menggelar seminar perubahan kebijakan kehutanan di Indonesia bertajuk “Changing Paradigm of Forestry Policy In Indonesia: Toward Promotion of Community-based Sustainable Forest Management”, di Auditorium Universitas Waseda, Tokyo, 28 Juni lalu.
Seminar ini memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang. Pelaksanaan seminar ini merupakan kerja sama KBRI Tokyo dengan berbagai lembaga/organisasi lainnya seperti Universitas Waseda, Forestry Agency (Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, MAFF), Japan International Forestry Promotion and Cooperation (JIFPRO) dan Japan Forest Technology Association (JAFTA) dan W-BRIDGE (Waseda-Bridgestone Initiative for Development of Global Environment).
Seminar sehari ini menghadirkan 16 pembicara dari berbagai sumber, baik dari lingkup Pemerintah Indonesia (Kementerian LH dan Kehutanan) dan Pemerintah Jepang (Forestry Agency-MAFF), organisasi internasional Jepang (JIFPRO, JAFTA, Institute for Global Environmental Strategies/IGES), kalangan swasta (Sumitomo Forestry, APP Indonesia, YL Forest, PT. Rimba Makmur Utama); dan Lembaga Swadaya Masyarakat (Belantara Foundation, Tenkawang Network, More Trees, JEEF). Seminar dimoderatori oleh kalangan akademisi Jepang di antaranya dari Universitas Waseda, Universitas Tsukuba, Universitas Nagoya, Kyushu Institute of Technology dan Kyushu University.
Pelaksanaan seminar dilakukan dengan penyampaian sambutan (Welcome Remarks) oleh Direktur Eksekutif Bidang Hubungan Internasional Universitas Waseda (Prof. Norimasa Morita) dan dibuka secara resmi oleh Wakil Duta Besar RI di Tokyo (Mochamad Abas Ridwan). Selanjutnya seminar dilanjutkan dengan penyampaian Keynote Speakers oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian LH dan Kehutanan (Dr. Hilman Nugroho Ibrahim) dan Wakil Direktur Jenderal Forestry Agency Jepang (Mr. Koji MAKIMOTO) untuk memberikan tinjauan terhadap hubungan bilateral Indonesia-Jepang di bidang kehutanan.
Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Duta Besar RI menyampaikan bahwa Indonesia dapat belajar dari sejarah panjang Jepang dalam mengelola hutannya sebagai role model dimana pengelolaan hutan menjadi sumber penghidupan (Mori wa Chikyu no Takaramono) dan ekonomi masyarakat setempat karena hutan diberlakukan secara proporsional, harmonis dan modern dengan konsep keberlanjutan.
Dia menyampaikan, bahwa Jepang merupakan mitra strategis Indonesia, sehingga momentum 60 tahun hubungan bilateral Indonesia Jepang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerjasama bidang kehutanan di masa mendatang dengan tidak lagi mengandalkan bantuan dan kerjasama teknis tapi lebih pada mitra kerja sama yang sejajar dan terpercaya, termasuk juga untuk bekerja sama dalam menangani isu-isu global. Secara khusus, Wakil Duta Besar RI Tokyo menyampaikan terima kasihnya kepada Pemerintah dan Publik Jepang atas bantuan dan kerja sama kehutanan yang telah terjalin selama ini.
Pada sesi Keynotes Speech, Dirjen PHPL Kementerian LHK (Dr. Hilman Nugroho) menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan nyata dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan untuk mengelola dan menjaga hutan.
Seminar perubahan kebijakan kehutanan di Indonesia ini sekaligus memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang.
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya
- Mendukung NDC, Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Penghargaan PT ITCI Kartika Utama
- Hashim: Penghargaan dari KLHK Sebagai Dorongan Untuk Terus Membuktikan Komitmen Iklim