KDRT Tetap Jadi Kasus Tertinggi Selama Ini
jpnn.com, SIDOARJO - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih mendominasi jenis kekerasan dengan korban perempuan dan anak.
Tahun ini, mulai Januari-April, ada 29 korban KDRT. Mereka mendapat pendampingan dari pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A).
Para korban mendapat perlindungan dan pendampingan untuk memulihkan kondisi psikologis. Mereka juga diberi pelatihan agar dapat hidup mandiri. Tidak bergantung kepada suami yang sering menyakiti.
BACA JUGA : Suami yang Doyan Selingkuh Biasanya Suka Lakukan KDRT
Kasi Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan KB (P3AKB) Ritz Noor W.A. menyatakan, setiap tahun korban kekerasan selalu ada.
Bahkan, jumlahnya adakala bertambah. ''Tahun lalu, selama empat bulan, ada 56 korban. Sedangkan tahun ini jumlahnya mencapai 50,'' katanya.
Turun atau naiknya jumlah korban itu merupakan pertanda keberhasilan sosialisasi pemerintah.
BACA JUGA : Kisah Suami Korban KDRT Istri, Mukanya Dilempari Keranjang
Para korban KDRT mendapat perlindungan dan pendampingan untuk memulihkan kondisi psikologis.
- Seorang Ibu Kaget Saat Terbangun, Sang Suami Sedang Mencekik Anaknya
- Prahara Rumah Tangga Berujung Petaka, CH Lukai Istri dengan Parang Agar Terlihat Jelek
- Seorang Istri di Blitar Dibacok Suami Pakai Parang, Jari Tengah Putus, Ini Motifnya
- Jelang Sidang KDRT, Cut Intan Siap Bertemu Armor
- Kimberly Mengaku Pernah Kabur dari Rumah, Ini Penyebabnya
- Darah Ibunda Mendidih saat Tahu Kimberly Rider Diduga dapat KDRT Sejak 2019