Ke Danau Toba, Delegasi Pemerintah Pusat Disambut Kepala Bandit

"Kami dapat bertemu dengan Timur Pane ini di rumahnya. Salah sebuah bungalow di tepi danau," kenang Radjab.
Kepada wartawan berdarah Minang itu, Timur Pane--figur yang sangat terkenal dan ditakuti di Sumatera Timur masa itu--bercerita bahwa dulunya ia pedagang jengkol, lada dan sayuran di pasar Medan.
Kemudian nyopet, di samping aktif sebagai anggota Partai Pendidikan Nasional.
Timur Pane punya badan kecil. Sebagian wajahnya kebiru-biruan. Matanya awas sekaligus liar. Dia kesohor karena kejam. Sesuai dengan apa yang dipercakapkan orang, kepada Radjab dia sendiri mengaku sering menyembelih orang di medan tempur.
Meski sadis kepada lawan, "sebagai tuan rumah, Timur Pane seorang yang ramah. Jamuannya sangat memuaskan. Lebih dari cukup. Masakannya sangat enak," sanjung Radjab.
Sesudah makan, sang bandit revolusioner mengajak tamunya duduk-duduk di beranda depan.
"…sambil melihat bukit yang tinggi-tinggi dengan hutan cemaranya. Danau biru yang telah besar-besar ombaknya. Alam Toba yang penuh puisi dan romantik," tulis Radjab, mereka membirakan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Penuh percaya diri Timur Pane mengatakan, persenjataan yang dimilikinya cukup untuk berperang selama 18 tahun. Dan jika mau, kota Medan dapat direbutnya dalam waktu 24 jam.
DANAU TOBA pernah jadi markas para bandit kota Medan semasa perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Mereka menempati vila dan bungalow-bungalow
- Freddie Mercury, Majusi dan Asma Allah di Jagat Rock
- Tak Perlu Sekolah Tinggi, Inilah Kisah Penemu Listrik...
- Benarkah Ekspedisi Pamalayu Penaklukkan Jawa atas Sumatera? Ini Bukti Arkeologisnya...
- Saat Ditemukan, Candi ini Menginspirasi Belanda Membuat Kapal, Eh...Ditenggelamkan Nazi
- Kota Tjandi, Nama Asli Wilayah Candi Muara Takus
- Obituari Ani Yudhoyono