Ke depan, Pesawat Bakal Berkecepatan Supersonic
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah persoalan dunia penerbangan secara global dibahas dalam Aviation Leader Summit yang merupakan rangkaian kegiatan Singapore Airshow, Selasa (5/2) di Singapura.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan dalam pertemuan dua tahunan tersebut selain membahas kebijakan finansial maskapai, juga tentang teknologi dunia penerbangan masa depan.
Agus menyebut ke depan akan ada pola perubahan teknologi pesawat.
“Teknologi ke depan mengenai aircraft komersial ini kami akan bergerak ke supersonic aircraft. Sekarang itu baru kecepatan subsonik. Subsonik itu kecepatan di bawah 1.000 km/jam. Kalau naik pesawat kan paling kecepatannya 900 km/jam, ke depan akan berkecepatan lebih dari 1.000 km/jam atau supersonic,” kata Agus.
Dijelaskan Agus sebenarnya teknologi ini sudah pernah dikembangkan pada 1990, namun pada akhirnya terpaksa dihentikan. Selain sempat terjadi accident, konsumsi bahan bakar yang sangat boros juga menjadi penyebab pengembangan teknologi pesawat supersonik saat itu dihentikan.
Selain itu, isu tentang pesawat terbang ramah lingkungan saat ini juga masih terus diupayakan yaitu dengan berpatokan pada pengaturan navigasi penerbangan dan rute-rutenya.
“Terkait dengan yang pesawat terbang ramah lingkungan, mereka (petugas ATC) untuk memandu itu kan menggunakan sekarang namanya based on performance based navigation dengan prosedur dan rute-rute tertentu bisa menjadikan penerbangan lebih efisien. Ini jadi kontribusi terhadap green aviation,” jelas Agus.(chi/jpnn)
Dijelaskan Agus, sebenarnya teknologi ini sudah pernah dikembangkan pada 1990, namun pada akhirnya terpaksa dihentikan.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Critical Parah
- FL Technics Indonesia Pakai Teknologi Mototok Spacer 8600 NG
- Dua Siswa Asal Libya Terbangkan Pesawat Latih, Mendarat Darurat di Pantai Cemara Sewu
- Jasa Raharja Salurkan Santunan Seluruh Korban Kecelakaan Pesawat SAM Air di Gorontalo
- Apresiasi Kehadiran BBN Airlines, Azka Aufary Ramli: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata
- Penuntasan Kasus Pesawat MA60 Bisa Jadi Kado Jaksa Agung untuk Indonesia