Ke Iran setelah 30 Tahun Diembargo Amerika (3)

Tahan Banting dengan Tradisi Keilmuan dan Bazari

Ke Iran setelah 30 Tahun Diembargo Amerika (3)
Ke Iran setelah 30 Tahun Diembargo Amerika (3)
Untuk menggambarkan seberapa besar potensi gas itu, ada baiknya dikutip kata-kata CEO yang saya temui di atas. ”Seluruh gas Iran di situ harganya USD 12 triliun,” katanya. Ini sama dengan 12 kali seluruh kekuatan ekonomi Indonesia yang USD 1 triliun saat ini. ”Kalau diambil dalam skala seperti sekarang, gas itu baru akan habis dalam 200 tahun,” tambahnya. Gas itu letaknya memang 3.000 meter di bawah laut, namun dalamnya laut sendiri hanya 50 meter.

Secara teknis ini jauh lebih mudah pengambilan gasnya daripada, misalnya, gas bawah laut Indonesia di Masela, di laut Maluku Tenggara. Memang masih ada kendala ekonomi yang mendasar. Defisit anggaran masih menghantui, subsidi masih besar, laju inflasi masih tinggi, dan akses perdagangannya masih terjepit oleh sanksi Amerika. Inflasi yang tinggi itu akibat naiknya harga bahan makanan, gas, dan BBM.

Bahkan, akibat inflasi itu Iran harus mencetak mata uang dengan pecahan lebih besar daripada rupiah. Kalau pecahan rupiah paling besar Rp 100.000, real Iran terbesar adalah 500.000 real (1 real hampir sama dengan Rp 1). Bahkan, ada juga real lembaran 1.000.000 meski penggunaannya hanya di lingkungan terbatas.

Seperti Indonesia, Iran juga berencana menghapus empat nol di belakang real yang terlalu panjang itu. Hanya, penghapusan nol tersebut baru dilakukan setelah inflasinya stabil kelak. Itulah sebabnya, pemerintah Iran kini mati-matian memperbaiki fondasi ekonominya. Tahun lalu parlemen Iran sudah menyetujui dilaksanakannya ”reformasi ekonomi”. Sebuah reformasi yang sangat penting dan mendasar.

BAGAIMANA Iran ke depan? Mengapa setelah lebih dari 30 tahun diisolasi dan diembargo Amerika Serikat, Iran tidak kolaps seperti Burma, Korut, atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News