Ke Komunitas Utan Kayu, sehari Setelah Ledakan Bom Buku
Mulai Sadar Pentingnya Menyeleksi Tamu-Tamu
Kamis, 17 Maret 2011 – 10:49 WIB
Dia disambut Heru Hendratmoko, direktur produksi KBR 68 H. "Gus, hati-hati jalannya, siapa tahu masih ada sisa bom," ujar Heru dengan nada bercanda. Ulil pun tertawa. Jaringan Islam Liberal (JIL) didirikan Ulil dan sejumlah anak muda lainnya sekitar 2001. Banyak pihak yang mengapresiasi. Tapi, tidak sedikit pula yang mencibir bahkan menghujat.
Ulil menceritakan, sejak 2002, kritik keras bahkan hujatan terhadap dirinya sudah banyak dialamatkan. Namun, tidak sampai pada ancaman fisik. Termasuk, misalnya, hingga munculnya fatwa bahwa JIL menyimpang dan darah Ulil halal hukumnya. "Itu masih biasa dan wajar karena sebatas wacana. Bahwa wacana itu sudah seharusnya dihadapi juga dengan wacana," ungkap Ulil.
JIL pun tetap eksis hingga tahun-tahun berikutnya. Pada 2005, Ulil meninggalkan tanah air untuk menyelesaikan program doktoral ke AS. Saat itu, menantu Wakil Rais Am Syuriah PB NU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) tersebut sudah tidak menjabat koordinator JIL. Jabatan itu diemban Hamid Basyaib. Kegiatan-kegiatan JIL selama ini cukup beragam. Mulai jaringan penulis liberal, talk show di Kantor Berita Radio (KBR) 68 H, diskusi-diskusi bulanan maupun kerja sama dengan lembaga lain, hingga penerbitan buku.
Di antara program-program yang ada, acara talk show di Kedai Tempo setiap Sabtu memang yang paling menonjol. Terutama saat almarhum Gus Dur masih aktif menjadi narasumber hampir setiap minggu hingga menjelang wafat. "Gerakan semacam JIL harus tetap ada, tidak boleh kalah hanya karena ancaman," tegas Ulil.
Peristiwa meledaknya bom buku di kantor Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa lalu (15/3), membuat para aktivis di tempat itu mengevaluasi pola
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala