Ke Madeira, Mengunjungi 'Rumah Sejarah' Cristiano Ronaldo
Lempar Kursi ke Guru, Pilih Jadi Pemain Sepak Bola
''Kami lahir di Rua Quinta de Falcao di San Antonio, sekitar 5 kilometer dari sini. Tapi, Anda tidak akan dapat menemukan rumah kami lagi karena pada 1997 diruntuhkan pemerintah. Rumah kami mengundang terlalu banyak turis dan jurnalis sehingga dianggap mengganggu tetangga,'' ujarnya.
Masa kecil Ronaldo juga tidak terlalu menyenangkan. Ayahnya, mendiang Jose Dinis Aveiro, hanya seorang pekerja kebersihan Kota Madeira merangkap pengurus perlengkapan pemain di klub sepak bola Andorinha, tim pertama Ronaldo. Ibunya, Maria Dolores dos Santos Aveiro, seorang koki. Rumah mereka yang kecil hanya punya dua kamar sehingga Ronaldo harus berbagi tempat tidur dengan dua kakak perempuannya.
"Meski demikian, masa kecil kami bahagia karena kami menemukan passion kami, sepak bola," kata Nuno.
Sayang, ayah Ronaldo tidak berumur panjang. Dia meninggal karena mengidap kanker liver. Satu-satunya kenangan adalah ketika Cristiano Ronaldo kecil dinaikkan di atas pundak sang ayah setelah melihat pertandingan sepak bola lokal. Di museum itu juga dipajang foto-foto penampilan CR7 saat main bersama tim-tim yang pernah dibelanya. Juga saat menyandang ban kapten timnas Portugal. Ada pula foto Ronaldo bersama Cristiano Junior, anaknya.
Nuno bercerita, semasa kecil Ronaldo kerap bermain sepak bola di jalanan depan rumahnya yang menurun tajam. Karena itu, bersama teman-teman sepantaran, dia harus bisa menyiasati agar bisa berlatih umpan-umpan presisi. Jalanan naik-turun juga melatih stamina. Ketika berumur sembilan tahun, Ronaldo dan Nuno diterima masuk Sekolah Sepak Bola Andorinha.
"Karena keuletannya ketika membawa bola, teman-teman di klub menjuluki Cristiano dengan Abelhinha yang artinya lebah kecil," kata Nuno sambil menunjukkan foto Ronaldo yang memakai kaus garis merah-putih klub Andorinha.
Dari Andorinha, Ronaldo pindah ke klub CD Nacional. Ayah baptis CR7, Jose Fernao Barros de Sousa, yang saat itu menjabat pencari bakat untuk klub Nacional, membawa Ronaldo meniti jalan emasnya. Setahun kemudian, Fernao Barros pula yang membawa Ronaldo ke Lisbon untuk bermain di Sporting Clube de Portugal atau yang lebih dikenal dengan Sporting Lisbon. Inilah klub profesional pertama yang dibela Ronaldo sebelum kemudian melanglang ke klub-klub besar lainnya.
Fernao sebenarnya ingin membawa Ronaldo ke Benfica, klub favorit ayah CR7. Namun, Maria Dolores yang suporter Sporting hanya mengizinkan anaknya main untuk Sporting. Ronaldo sendiri juga memilih Sporting, dan belakangan Real Madrid, karena ingin menapaki pahlawannya sejak kecil, Luis Figo.
Seakan tak ingin melupakan tanah kelahirannya, pesepak bola Cristiano Ronaldo mendirikan museum pribadi di Funchal, ibu kota Madeira, Portugal.
- Pernah Bersama di Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo Mendoakan Amorim Sukses di MU
- Hasil UEFA Nations League: Portugal & Spanyol Melaju ke Perempat Final
- Konsumen Siap Geber Mobil Listrik Volkswagen ID. Buzz di Jalan
- LCCM 2024 Digelar, Fadli Zon Soroti Pentingnya Museum sebagai Pusat Edukasi Budaya
- Sambut Pelantikan Presiden, Sekjen MPR Buka Pameran Perpustakaan & Museum
- Liem Din