Ke Malaysia, Naik Sepeda Lipat Nonton MotoGP di Sirkuit Sepang

Lumayan, Dapat Tanda Tangan Rossi di Atas Helm

Ke Malaysia, Naik Sepeda Lipat Nonton MotoGP di Sirkuit Sepang
DI DEKAT SIRKUIT SEPANG: Dewo (kiri) bertemu dengan anggota Sesat alias Sepeda Sampai Tua asal Jakarta. FOTO: JPPhoto
 

Tidak, saya tidak berniat mengayuh sepeda dari KL ke Sepang. Saya bawa sepeda lipat yang bisa diajak naik kereta, monorel, dan lain-lain.

 

Mendarat di Low Cost Carrier Terminal (LCCT), Jumat (19/10), saya dijemput teman baik saya, yang dulu pernah jadi pejabat tinggi di Sirkuit Sepang. Dari sana, saya tidak minta langsung dibawa ke KL. Saya minta diajak keliling kawasan sekitar Kuala Lumpur International Airport (KLIA), mencoba menghafalkan jalan menuju Sirkuit Sepang. Letak sirkuit memang berdekatan dengan bandara internasional megah tersebut.

 

Setelah agak hafal, baru ke KL. Di kamar hotel, saya langsung membongkar koper. Saya keluarkan sepeda, saya buka lipatannya, pasang sadelnya, dan memompa bannya.

 

Petang itu, saya langsung sepedaan keliling pusat Kota KL. Walau suasana tidaklah ideal. Macet di mana-mana, plus hujan lebat terus mengguyur. Makan malam chicken rice (ayam Hainan) favorit saya di salah satu ujung Jalan Bukit Bintang, sepeda saya mendapat banyak perhatian. Lucu terlipat, diparkir di sebelah meja tempat saya duduk makan.

Sudah tak terhitung banyaknya nonton Formula 1 dan MotoGP di Sepang, kontributor Jawa Pos DEWO PRATOMO punya cara baru supaya tidak bosan: Naik sepeda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News