Ke Mongolia setelah 20 Tahun Revitalisasi Sosok Genghis Khan
Bikin Patung Raksasa hingga Ubah Nama Bandara dan Hotel
Sabtu, 19 Februari 2011 – 09:19 WIB

Wartawan Jawa Pos Priyo Handoko saat mengunjungi komplek patung Chinggis Khan di Tsonjin Boldog, Ulanbator, Mongolia, akhir Januari lalu.
Apalagi, di tengah jalan, rombongan sempat berhenti sejenak. Sepuluh meter dari pinggir aspal, ada seorang pria tua yang menyewakan burung elang untuk berfoto bersama. Sekali menggendong elang jinak seberat 7 kilogram itu di lengan untuk teman berfoto dikenai 2.000 tugrik. USD 1 setara dengan 1.400 tugrik. Jika USD 1 setara dengan Rp 9.000, 1 tugrik setara dengan Rp 7. Artinya, 2 ribu tugrik setara dengan sekitar Rp 14.000.
Suasana kompleks patung Chinggis Khan siang itu sangat sepi. Hanya ada tiga mobil turis yang diparkir. "Pengunjung memang tidak ramai kalau sedang musim dingin begini. Tapi, Anda semua justru bisa lebih leluasa," kata Otgonjargal.
Patung yang konon beratnya mencapai 250 ton itu didirikan di atas bangunan bundar setinggi 25 meter. Salah satu ruangan di dalamnya juga difungsikan sebagai museum yang khusus mengoleksi berbagai artefak atau peningalan kuno mulai zaman perunggu sampai kekaisaran Xiong Nu. Kekaisaran Xiong Nu yang juga dikenal dengan sebutan Hunnu merupakan suku nomaden pertama yang berhasil membangun kekuasaan di Mongolia kuno pada 209 SM-93 M.
Sebagian benda bersejarah yang tak ternilai harganya dari masa itu sekarang terkumpul di museum. Mulai alat-alat rumah tangga dari batu, senjata-senjata logam seperti panah dan pedang, sampai perhiasan. "Maaf, khusus di ruangan ini tidak boleh ada foto-foto," ujar Otgonjargal dengan sopan.
Sejak 1990, Mongolia berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Uni Soviet. Sosok Genghis Khan yang puluhan tahun ditekan rezim komunis itu kini bangkit
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif