Ke Prancis Bersepeda Mengikuti Rute dan Kehebohan Tour de France 2012 (3)
Enam Jam Menanjak Lawan Lebah dan Panas 38 Derajat Celsius
Kamis, 19 Juli 2012 – 08:30 WIB
Ada sebuah kafe sekitar 1,5 km dari finis. Meski sudah dekat dan puncak mulai terlihat, kami memilih berhenti dulu di sana. Beberapa sepeda tampak sudah tertata di atas van, pertanda sudah tidak sanggup lagi.
Ketika melanjutkan pada kilometer terakhir, saya memilih berhenti sebelum tikungan terakhir. Rasanya benar-benar berat dan agak seram melihat curamnya tanjakan terakhir sebelum finis. Pak Khoiri menyemangati, bilang ada fotografer menunggu di atas. Dia tancap gas duluan. Saya dan Pak Liem Tjong San dari Makassar menyusul. Di atas, setelah melewati garis penanda puncak, rasanya legaaaaaa.
Teman-teman yang sudah di atas menyambut dengan tos tangan atau pelukan. Mereka yang finis kemudian juga disambut dengan tos tangan dan pelukan.
Kami bukan pembalap, jadi ini sebuah puncak pencapaian bersepeda. Bahkan, Bambang Poerniawan menyebut ini sebagai pencapaian terbaiknya selama puluhan tahun bersepeda. Dan dia merasa, kemungkinan tidak akan bisa mengulanginya lagi. Bukan karena masalah tak mau pergi ke Prancis lagi.
Hari kedua bersepeda di Prancis, siksaan lebih panjang dan berat menyambut. Mencoba menaklukkan Col d'Aubisque, yang masuk top ten tanjakan terberat
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara