Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (3-Habis)
Sakit pun Warga Sebatik Memilih Menyeberang ke Tawau
Jumat, 17 September 2010 – 08:08 WIB

Penduduk berdarah Indonesia yang menempati Kampung Sungai Melayu Malaysia, terpaksa harus mengibarkan bendera Malaysia. Foto : Thomas Kukuh/Jawa Pos
Pernyataan Rohmad itu diakui Nuriyati. Warga Desa Pancang, Pulau Sebatik itu mengatakan lebih suka berobat di Hospital Besar Tawau dibanding di puskesmas Sebatik. Wanita 65 tahun itu lalu membandingkan bagaimana penanganan kesehatan di Pulau Sebatik dan Tawau. "Saya tidak percaya sama puskesmas di sini," ucapnya.
Dia lalu menceritakan, bulan Juni lalu, penyakit asma suaminya, "Muhammad Yusuf, kambuh. Dia dan anaknya segera mengantar Yusuf ke puskesmas. Tapi, kata Nuriyati, pelayanan di puskesmas itu sangat lambat. Dia harus memanggil dokter ke rumah untuk mendapatkan pelayanan segera. "Itu pun tidak langsung diobati," kata wanita yang banyak memakai perhiasan itu dengan nada gemas.
Tanpa berpikir panjang, keluarga Yusuf langsung meminta dirujuk ke Tawau. Dokter pun menyetujuinya. "Anak saya telepon keluarga di sana," katanya.
Karena kondisinya sangat kritis, malam itu juga Yusuf langsung diseberangkan ke Tawau. "Di pelabuhan (Tawau) kami sudah dijemput ambulans Hospital Tawau," katanya.
Ketergantungan warga Pulau Sebatik pada Malaysia tidak hanya sebatas pada soal pemenuhan "perut" saja. Tapi warga di pulau perbatasan itu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu