Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (3-Habis)
Sakit pun Warga Sebatik Memilih Menyeberang ke Tawau
Jumat, 17 September 2010 – 08:08 WIB

Penduduk berdarah Indonesia yang menempati Kampung Sungai Melayu Malaysia, terpaksa harus mengibarkan bendera Malaysia. Foto : Thomas Kukuh/Jawa Pos
Penanganan di Tawau juga sangat cepat. Pasien yang masuk langsung ditangani. Pihak rumah sakit sama sekali tidak melihat asal usul pasien. Apakah warga Malaysia atau Indonesia langsung ditangani. "Mereka tidak akan tanya punya uang atau tidak, pokoknya langsung dibawa masuk ke rumah sakit," kata Nuriyati.
Bahkan, aparat Marine Police Malaysia, Imigresen (Imigrasi) dan lainnya tidak mempermasalahkan prosedur kedatangan warga asing sebagai pasien ke Tawau. "Tidak punya PLB (pas lintas batas) juga langsung ditangani," imbuhnya.
Nuriyati mengatakan biaya yang dikeluarkan pasien termasuk sangat murah. Setelah suaminya dirawat selama lima hari, Nuriyati hanya ditarik ongkos RM 600 (sekitar Rp 1,6 juta). Itu pun bisa dicicil.
Dokter Rohmad membenarkan pengakuan Nuriyati itu. Dia mengatakan, biasanya di Hospital Besar Tawau pasien bisa pulang meski belum membayar biayanya. Sebab, pasien bisa membayar beberapa hari setelah pulang.
Ketergantungan warga Pulau Sebatik pada Malaysia tidak hanya sebatas pada soal pemenuhan "perut" saja. Tapi warga di pulau perbatasan itu
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu