Ke Surabaya, Dubes Jerman Puji Desentralisasi

Ke Surabaya, Dubes Jerman Puji Desentralisasi
Ke Surabaya, Dubes Jerman Puji Desentralisasi
Menurut dia, hubungan ekonomi Indonesia dan Tiongkok patut ditiru. Dari tahun ke tahun, neraca perdagangan dua negara naik signifikan. Apalagi, setelah implementasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Tiongkok atau ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).

Kendati sangat dekat dengan Tiongkok, kata Baas, Indonesia tetaplah negara yang netral. "Independensi Indonesia sangat menonjol. Tidak identik dengan major powers mana pun. Karena itu, negara-negara Eropa punya peluang untuk terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," ungkap Baas.

Dia menyetbukan, transfer keahlian menjadi prioritas utama Jerman. Apalagi, Jerman sangat menonjol di bidang riset ilmiah. "Kami akan menularkan high- scientific standard dan kreativitas yang kami miliki (di bidang teknologi) kepada masyarakat Indonesia," tuturnya.

Agar kerja sama teknologi dan sains maksimal, kata Baas, Jerman mengimbau pemerintah Indonesia lebih terbuka kepada kalangan penanam modal asing. Kedatangan investor asing akan membuat iklim bisnis Indonesia lebih kompetitif. Selain itu, dia mendukung penerapan perdagangan bebas di antara dua negara. Selama ini diskriminasi dagang dianggap sebagai penghambat laju hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jerman. "Saat ini sudah terbentuk panel yang secara informal membahas masalah tersebut," jelas dia.

SURABAYA - Posisi Jawa Timur dan Surabaya pada khususnya kian penting di mata asing. Hal itu terbukti dari kunjungan tiga duta besar negara-negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News