Ke Tokyo, Kali Pertama Hadiri Resepsi Pernikahan Gaya Jepang
Mempelai Pria Menangis sebelum Tinggalkan Ruangan
Senin, 07 Juni 2010 – 07:33 WIB
Dengan mata berkaca-kaca (kali pertama saya melihat Kazu menangis!), Kazu mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan dukungan semua undangan. Mereka saling berpelukan, lalu berjalan meninggalkan ballroom.
Di luar, mereka menunggu para undangan bergantian keluar. Pada dasarnya, para undangan memang keluar bersamaan. Sebelum pulang, menyapa dan bersalaman dulu dengan pasangan pengantin di luar ballroom.
Sebelum pulang, beberapa undangan tampak berebut ke meja depan. Mereka berebut membungkusi bunga-bunga mawar putih yang menghiasi meja pengantin tersebut! Untung ini bukan Indonesia. Kalau di Indonesia, mungkin meja dan kristalnya ikut diangkut pulang! Ha ha ha!
Kurang lebih empat jam lamanya resepsi itu berlangsung. Selama empat jam, tidak satu pun undangan menyelinap pulang. Kalau datang untuk menghadiri undangan, benar-benar memberi penghormatan sampai acara berakhir. Toh acaranya juga sangat bermakna, tidak sekadar gembar-gembor adu mewah. Tidak ada event organizer yang bergaya berlebihan, tidak ada tuan rumah yang bergaya berlebihan.
Datang kawinan di Indonesia sudah biasa. Datang kawinan di Jepang, buat saya, baru kali pertama. Sangat berkesan, substansi lebih penting daripada
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala