Ke Tokyo, Kali Pertama Hadiri Resepsi Pernikahan Gaya Jepang
Mempelai Pria Menangis sebelum Tinggalkan Ruangan
Senin, 07 Juni 2010 – 07:33 WIB
"Asal tahu saja, untuk makan saja satu orang biayanya 25 ribu yen (sekitar Rp2,5 juta, Red). Untuk resepsi itu, biaya yang dikeluarkan sampai 7 juta yen (sekitar Rp 700 juta). Belum untuk pernikahan Maret lalu, belum untuk biaya-biaya lain," tutur Kazu.
Kalau di Indonesia (adat Jawa), biasanya keluarga perempuan yang membiayai. Kalau di Jepang? "Keluarga kami menanggung separo-separo. Tapi itu tidak adil," jawabnya dengan pancingan canda.
Maksudnya? "Resepsi itu acara untuk mempelai perempuan. Di situ saya kan hanya menjadi ornamen. Jadi seharusnya yang bayar keluarga perempuan semua. Ha ha ha," katanya.
Diajak bulan madu ke Indonesia, Kazu bilang akan mencoba. Tapi sulit sekali. Setelah resepsi, dia hanya libur sehari itu saja. Setelah itu kembali kerja normal. "Saya harus kembali bekerja keras untuk mendapatkan uang. Sekarang saya harus kerja keras tiga kali lipat dari sebelumnya!" ucapnya.
Datang kawinan di Indonesia sudah biasa. Datang kawinan di Jepang, buat saya, baru kali pertama. Sangat berkesan, substansi lebih penting daripada
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala