Ke Tokyo, Kali Pertama Hadiri Resepsi Pernikahan Gaya Jepang
Mempelai Pria Menangis sebelum Tinggalkan Ruangan
Senin, 07 Juni 2010 – 07:33 WIB
Kazu ini kami sebut sebagai "Japanese Indonesian." Banyak gaul sama anak Indonesia, dikenal semua anak Indonesia. Dia baik buanget. Rajin dan tertib khas Jepang, tapi tetap fleksibel dan mau contek-contekan (maksudnya memberi contekan) pada anak-anak Indonesia.
Saya sendiri sering sekelas dengan dia. Maklum, saya jurusan international marketing, dia jurusan international business. Kelas kami berdua banyak yang overlap.
Ketika dapat kabar Kazu menikah, saya (dan teman-teman lain) terkejut juga. Di Jepang, orang tidak menikah sudah sangat biasa.
Makanya di sana sekarang ada krisis populasi. Tingkat kelahiran sangat rendah, sementara orang umurnya panjang-panjang. Itulah penyebab utama kenapa teknologi robot begitu ngotot dikembangkan di Jepang. Kebanyakan untuk membantu orang-orang di sana andai tidak mampu lagi mengurusi diri sendiri. Jepang kan tergolong ogah menerima pekerja asing. Tidak seperti Amerika Serikat atau negara maju lain. Karena tenaga kerja di sana terlalu mahal, ya ramai-ramai-lah bikin robot!
Datang kawinan di Indonesia sudah biasa. Datang kawinan di Jepang, buat saya, baru kali pertama. Sangat berkesan, substansi lebih penting daripada
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala