Ke Universitas Al-Azhar ketika ''Azhari'' Indonesia Bermasalah (1)

Tiba di Kampus Seminggu sebelum Ujian

Ke Universitas Al-Azhar ketika ''Azhari'' Indonesia Bermasalah (1)
Foto : Kardono Setyorahmadi/Jawa Pos
Dalam kasus Fauzan, dia termasuk Azhari -sebutan mahasiswa Al-Azhar- yang ''tidak biasa''. Sebab, dia direkrut oleh ''pintu baru'', yakni lewat seleksi oleh Kedubes Mesir di Jakarta.

Repotnya, meski lolos seleksi serta meraih visa dari pemerintah Mesir, dia tak bisa segera berangkat karena tak punya biaya. Sebab, biaya tiket pesawat, misalnya, yang biasanya ditanggung Depag, kali ini harus dicari sendiri.

Mendapat beasiswa di Al-Azhar memang menjadi impian sebagian pemuda Indonesia. Jangankan menjadi lulusan, pernah bersekolah di Al-Azhar saja sudah bisa ''dijual''. Karena itu, tiap tahun lebih dari 1.000 lulusan madrasah aliyah dan pondok pesantren bersaing untuk memperebutkan 90 kursi calon mahasiswa Al-Azhar.

Kalau sudah dinyatakan lulus, sang calon mahasiswa hanya tinggal mempersiapkan ''batinnya''. Sebab, sudah ada yang mengurusi kebutuhan ''lahirnya''. Mulai urusan visa hingga tiket perjalanan ke Mesir disediakan Depag.

Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, masih menjadi favorit bagi calon mahasiswa Indonesia yang ingin memperdalam jurusan agama di luar negeri. Namun,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News