Ke Universitas Al-Azhar ketika ''Azhari'' Indonesia Bermasalah (1)

Tiba di Kampus Seminggu sebelum Ujian

Ke Universitas Al-Azhar ketika ''Azhari'' Indonesia Bermasalah (1)
Foto : Kardono Setyorahmadi/Jawa Pos
Awalnya, semua berlangsung lancar-lancar saja. Namun, tahun lalu, aturan tersebut berubah. Itu setelah pada Oktober 2008 Kedubes Mesir di Jakarta turun tangan dan terlibat dalam proses rekrutmen calon mahasiswa baru tersebut. Artinya, setelah lolos dari seleksi Depag, bukan berarti ke-90 calon mahasiswa itu bisa langsung masuk kuota yang disediakan untuk mahasiswa asal Indonesia. Kedubes Mesir masih ingin mengetes lagi kompetensi ke-90 calon mahasiswa tersebut.

Hasilnya, ternyata di antara 90 orang yang diloloskan Depag, hanya 27 orang yang dinyatakan lolos setelah dites ulang oleh Kedubes Mesir. ''Sementara 63 calon sisanya dicari sendiri oleh Kedubes Mesir,'' jelas seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang enggan namanya disebutkan.

Lewat proses seleksi yang dilakukan, dalam tempo sebulan, Kedubes Mesir berhasil menemukan ke-63 calon mahasiswa tambahan, sehingga bisa memenuhi total kuota (90 mahasiswa) yang diberikan ke Indonesia. Karena itu, Kedubes Mesir lalu meminta jatah tiket untuk ke-63 calon mahasiswa tersebut ke Depag.

Merasa tak ikut menyeleksi, Depag menolak dan menyatakan bahwa pihaknya ''hanya'' mengurusi ke-27 mahasiswa yang dinyatakan diterima lewat seleksi Depag dan dikuatkan oleh tes ulang Kedubes Mesir. Terjadi tarik ulur. Namun, Depag tetap berkeberatan memberi sangu tiket kepada yang lulus. Upaya itu mendapat ''balasan'' dari Kedubes Mesir yang tak kunjung memberikan visa bagi ke-27 mahasiswa hasil seleksi Depag.

Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, masih menjadi favorit bagi calon mahasiswa Indonesia yang ingin memperdalam jurusan agama di luar negeri. Namun,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News