Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (1)
Bisnis GPS Ambil Alih Tugas Joki Pemandu Tol
Minggu, 12 April 2009 – 06:15 WIB

Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (1)
Sebenarnya bisa saja dari Hangzhou saya naik pesawat dulu ke Nanjing (ibu kota Provinsi Jiangshu) atau ke Hefei (ibu kota Provinsi Anhui). Baru dari sini jalan darat ke desa itu selama dua jam. Namun, kalau ditotal-total, sama saja. Menuju airport dan menunggu pesawatnya juga memakan waktu. Toh, saya sudah mulai terbiasa jalan darat jarak jauh di Tiongkok. Sejak jaringan jalan tol telah meluas di sana, ke mana-mana rasanya sangat mudah.
Apalagi, di sepanjang perjalanan saya tetap bisa membicarakan banyak hal dengan teman-teman di sana. Mulai soal rencana pembangunan tahap II PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) di Kaltim hingga soal bagaimana mempercepat penyelesaian PLTU di Lampung. Yang terakhir itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan saya. Namun, saya diminta ikut memperlancar urusan ruwet mereka dengan pihak di Tiongkok.
Di sepanjang jalan tol, membaca berbagai dokumen (yang tercetak maupun di laptop) juga tidak ada masalah. Jalan yang relatif lurus dan rata membuat tubuh tidak bergoyang-goyang. Sambil membaca pun tidak membuat kepala pusing. Demikian juga, meski kami belum pernah menempuh jalur tersebut, tidak perlu khawatir kesasar. Kini sudah ada GPS (global positioning system) di sana, sebagaimana yang sudah agak lama digunakan di AS atau Eropa.
Bahkan, daya serap GPS di Tiongkok langsung melebihi apa yang terjadi di negara maju. Begitu masuk pasar tiga tahun lalu, populasi pengguna GPS langsung meluas. Membeli GPS di Tiongkok bukan hanya karena fungsinya, melainkan sudah seperti mode. Sudah seperti membeli handphone.
Setelah 30 tahun berlalu, Xiao Gang, desa tempat lahir reformasi pedesaan yang mengubah sejarah Tiongkok, termasuk belasan petani penggagasnya, masih
BERITA TERKAIT
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif