Ke Xiao Gang, Desa Pelopor Kemakmuran Petani Tiongkok (2)
Mati Bersekongkol Lebih Baik daripada Mati Lapar
Senin, 13 April 2009 – 06:45 WIB
Intinya adalah: mereka akan menggarap bersama-sama sawah itu untuk memenuhi kewajiban bersama. "Menggarap bersama-sama" adalah istilah yang aman di mata penguasa. Orang bisa menilai menggarap bersama-sama adalah sama dengan komunal. Tapi, petani sendiri bisa saja menafsirkan dengan "menggarap bersama-sama di kavlingnya sendiri-sendiri". Demikian juga istilah "memenuhi kebutuhan bersama". Istilah ini sangat aman di mata penguasa. Artinya, kebutuhan target penguasa pasti terpenuhi. Padahal, petani juga boleh menafsirkan "kebutuhan bersama itu termasuk kebutuhan petani sendiri yang juga harus dipenuhi".
Istilah bao gan, semua orang yang bisa berbahasa Mandarin pasti tahu: artinya borongan. Tapi, da bao gan terasa aneh. Arti letter lijk-nya adalah: borongan besar. Tapi, tidak pernah ada istilah seperti itu sebelumnya. Yan Hongchang dari Xiao Ganglah yang menciptakannya. Kelak, setelah ide penduduk Xiao Gang itu diterima oleh negara dan menjadi kebijaksanaan nasional, istilah da bao gan menjadi amat populer. Di mana-mana orang bicara hebatnya da bao gan. Bahkan, ada lagu da bao gan segala.
Orang Tiongkok memang pandai menciptakan istilah yang bisa membuat persoalan rumit menjadi mudah. Ketika Hongkong harus masuk ke Tiongkok, mestinya juga sulit. Yang satu (Tiongkok) komunis dan yang satunya (Hongkong) demokrasi penuh. Bagaimana dua wilayah yang bertolak belakang ideologinya itu bisa jadi satu negara. Di negara lain persoalan ideologi demikian bisa menjadi ketegangan yang gawat. Tapi, Tiongkok memecahkan persoalan rumit itu dengan menciptakan istilah baru: satu negara dua sistem. Beres.
Demikian juga ketika tahun lalu para pimpinan Tiongkok harus bertemu para pimpinan Taiwan. Apa dong nama pertemuan itu. Pertemuan pimpinan dua negara? Pasti Tiongkok marah. Sebab, Taiwan masih tetap dianggap salah satu provinsinya. Ini harga mati. Tapi, kalau disebut pertemuan pusat-daerah, Taiwan pasti marah. Taiwan merasa sudah menjadi negara sendiri.
Kemiskinan yang berkarat mendorong 18 petani di Desa Xiao Gang berani melawan sistem pertanian komunis. Perlawanannya sangat cerdik lewat istilah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408