Keajaiban Doa dalam Kondisi Darurat
Oleh: Mayor Laut (KH) Chumaidi*
Dalam kesempatan majelis Yasinan yang dilaksanakan setiap malam Jumat pun, belum tentu banyak yang hadir. Lantas, doa apa yang kira-kira pas? Dalam keadaan seperti itu, saya lebih arahkan untuk menghafal bacaan salawat sebagai doa. Khususnya, salawat munjiyat lebih dari bacaan salawat biasa. Saya meyakini itu sebagai sarana memohon kepada Allah untuk memenuhi hajat dan menjauhkan dari bala bencana dan marabahaya.
Mengapa salawat munjiyat? Selain petuah orang tua yang mengamalkan di kampung saya, salawat munjiyat biasa dipakai sebagai media berikhtiar dalam pengobatan. Doa orang pintar bisanya panjang-panjang. Toh, bacaan terakhir ketika meniup air untuk diminum orang sakit biasanya ya salawat itu.
Saya juga yakin berkat doa itu, saya turut selamat ketika tsunami meluluhlantakkan markas satgas saat bertugas di Bireuen pada 26 Desember 2004. Tidak hanya selamat secara fisik. Senjata laras pendek dan laras panjang yang dibekalkan kepada saya serta tas keperluan logistik juga selamat.
Pada hari yang sama itu, ada anggota yang hilang dan banyak senjata milik perwira yang hilang disapu gelombang.
Berkah salawat munjiyat juga, didapatkan istri anggota yang sudah 10 tahun lebih belum diberi keturunan. Selama itu, mereka sudah berobat ke mana-mana. Menurut penjelasan dokter spesialis kandungan, kemungkinan memiliki anak secara alami sangat tipis. Solusinya, mereka harus memprogram bayi tabung.
Keterbatasan ekonomi membuat mereka tidak bisa melaksanakan rekomendasi itu. Begitu tergabung bersama si suami tersebut dalam satgas ke Aceh, saya hanya ingat bahwa salawat menjadi satu doa yang luar biasa. Kebetulan anggota itu sering berkeluh kesah belum punya keturunan.
Saya hanya bisa memberi saran supaya mereka yakin dan tidak boleh ragu bahwa doa akan dikabulkan bila niat ikhlas karena Allah. Begitu tiga bulan setelah selesai dari misi operasi, saya dikabari bahwa si istri personel itu terlambat dua minggu. Saya tetap minta doa tersebut terus diamalkan sampai nanti si bayi lahir.
Alhamdulillah, berkat ketekunan mereka mengamalkan doa dalam situasi darurat, si jabang bayi akhirnya lahir dengan selamat.
UNGKAPAN bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman (hubbul wathan minal iman) mengikat semua anak bangsa. Sebagai prajurit yang beberapa kali
- Sebegini Angka Orang yang Menggunakan Motor ke Luar-Masuk di Jabodetabek pada H+3 Lebaran
- KAI Pastikan Tiket Kereta Masih Ada Selama Lebaran 2024
- Tol Bocimi Difungsikan untuk Urai Kemacetan ke Arah Jakarta
- Korlantas Polri Sebut Jumlah Kecelakaan Selama Lebaran 2024 Menurun
- Lebaran di Manado Tanpa Ketupat, Rendang & Opor Ayam Jadi Favorit
- Hari Ini Sampai 14 April Akan Diterapkan Ganjil Genap di Tol Japek-Kalikangkung