Keajaiban Dunia
Jumat, 04 November 2011 – 15:29 WIB
Negara yang dikendalikan oleh orang-orang yang sudah mengalami “pecah kongsi antara kata dan perbuatan” memang tidak akan menghasilkan apa-apa. Kalau toh melahirkan kebangan, hanyalah kebanggaan semu. Seperti album lagu, yang begitu kelar kita dengar selanjutnya akan terasa hambar.
Baca Juga:
Maka ketika ada orang punya gagasan bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa hanya dengan mengetik KOMODO dan dikirim via SMS ke nomer tertentu, segera jutaan rakyat Indonesia melakukannya. Presiden Yudhoyono dan para pejabat di kabinetnya juga tak mau ketinggalan.
Reaksi spontan yang membahana masyarakat agar Komodo bisa menjadi bagian dari “Tujuh Keajaiban Dunia” yang kemudian menjadi kontroversial itu, memang cermin kehausan bangsa kita agar mendapat tempat lumayan terhormat di mata dunia internasional.
Selama ini mata dunia melihat bangsa kita sebagai bangsa paling korup, perusak lingkungan, pemimpinnya pembohong, pengusahanya tukang suap, demoralisasi terjadi di segala bidang, mudah dikangkangi negara asing, bahkan oleh tetangganya yang jauh lebih kecil seperti Singapura dan Malaysia.