Kebaikan Sesama Warga Indonesia di Australia Saat Ada yang Sakit COVID-19
Setelah melakukan serangkaian aktivitas di masa liburan akhir tahun bersama teman-temannya, Nandya Gita mulai merasa tidak sehat.
Awalnya ia menganggap hanya masuk angin biasa karena kelelahan.
“Saya mulai curiga terkena COVID, karena tenggorokan saya sakit dan batuk," kata Gita, panggilan akrabnya.
"Padahal selama tinggal di Melbourne, saya enggak pernah sakit batuk,” kata Gita yang sudah empat tahun tinggal di Melbourne bersama suaminya, Radityo Wicaksono yang biasa disapa Tyo.
Batuknya semakin memburuk dan semua badannya sakit, begitu juga dengan gejala yang dialami Tyo.
Kesulitan mengetahui status COVID-19
Saat ini di Australia mereka yang sakit COVID-19 diminta untuk terlebih dahulu melakukan tes COVID dengan cara antigen, sebelum datang ke tempat pengetesan COVID-19 dengan metode PCR.
Padahal untuk mendapatkan alat tes rapid antigen di Australia saat ini sedang sulit, karena kekurangan pasokan.
"Aku udah nyari rapid antigen tes, enggak ketemu. Sudah tanya teman-teman, mereka juga enggak ada yang punya. Sold out semua di mana-mana," ujar Gita.
Dari kiriman makanan, obat-obatan, bahkan sekedar perhatian, ditunjukkan sesama warga Indonesia saat ada yang sakit COVID-19 dan hidup tanpa keluarga
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia