Kebaikan Sesama Warga Indonesia di Australia Saat Ada yang Sakit COVID-19

Tapi karena ia benar-benar butuh kepastian soal status COVID-nya, Gita memilih untuk tetap pergi menjalankan tes PCR.
“Aku sampai sana [tempat tes PCR] jam setengah tujuh pagi, baru dites jam setengah sebelas siang," kata Gita.
"Rasanya udah kayak mau pingsan, antre berdiri lama banget," ujarnya.
Memiliki gejala "tenggorokan tidak enak" dialami warga asal Indonesia lainnya, Leonhard Dengah, yang bekerja sebagai 'chef'.
“Saat itu memang saya sedang lagi sibuk-sibuknya di restoran, jadi memang mobilitas saya sedang tinggi,” ujar Leon, panggilan akrabnya.
Karena kondisinya tidak juga membaik, Leon menghubungi pemilik restoran tempat ia bekerja.
"Syukurlah dia [merespon] cepat, datang ke tempat saya membawakan rapid antigen test kit ... kebetulan dia punya," ujar Leon.
'Homesick' dan bingung memilih obat-obatan
Hasil tes dari Gita, Tyo, begitu juga dengan Leon menunjukkan mereka positif terkena COVID.
Dari kiriman makanan, obat-obatan, bahkan sekedar perhatian, ditunjukkan sesama warga Indonesia saat ada yang sakit COVID-19 dan hidup tanpa keluarga
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya