Kebaikan Sesama Warga Indonesia di Australia Saat Ada yang Sakit COVID-19

Tapi kepada ABC Indonesia mereka mengaku jika gejala yang dialaminya ringan, karena sudah menerima dua dosis vaksin.
"Saya cuma merasakan sakit kepala dan sakit tenggorokan, tapi level of sickness-nya masih manageable," ujar Tyo.
Yang mereka rasakan saat sakit justru adalah 'homesick' atau kangen rumah dan keluarga di Indonesia.
"Wah, homesick-nya tuh parah banget sih. Pasti terbayang kalau lagi sakit [di Indonesia] dan dirawat sama orangtua, love-nya terasa ya," kata Leon yang sudah dua tahun tidak pulang.
"Meskipun setiap hari mereka tetap mengecek, tapi rasanya beda," kata Leon.
Gita juga merasakan hal yang sama, ditambah lagi ia mengaku kebingungan soal memilih obat-obatan di Australia.
"Cuma dibilang, misalnya, obat batuk. Tapi yang mana? Yang jenisnya apa? Bahkan panadol aja jenisnya juga banyak banget," ujar Gita, yang merasa lebih familiar dengan jenis obat-obatan di Indonesia.
Menanggapi kesulitan ini, dokter sekaligus pakar kesehatan masyarakat dari Alfred Hospital di Melbourne, Dr Sandro Demaio, menawarkan sejumlah solusi.
Dari kiriman makanan, obat-obatan, bahkan sekedar perhatian, ditunjukkan sesama warga Indonesia saat ada yang sakit COVID-19 dan hidup tanpa keluarga
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia