Kebakaran di Indonesia Picu Konsentrasi Karbon di Atmosfir yang Baru Terjadi dalam 2 Juta Tahun
Sabtu, 07 November 2015 – 00:46 WIB

Kebakaran di Indonesia Picu Konsentrasi Karbon di Atmosfir yang Baru Terjadi dalam 2 Juta Tahun
Seorang pakar iklim terkemuka dari CSIRO juga menyebut kebakaran ini telah menghapus upaya manusia selama dua tahun terakhir dalam menurunkan emisi karbon serta upaya mencegah pemanasan global.
Kebakaran di Indonesia menyebar ke taman nasional dan hutan hutan tropis, yang menjadi habitat orang utan yang terancam punah.
Kepala Protek Karbon Global dari CSIRO, Pep Canadell, mengatakan tingkat kandungan atau konsentrasi Kabon dioksida di atmosfir saat ini bisa melebihi 400 parts per million (ppm) untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 2 juta tahun. Akibat dari pelepasan 1 miliar ton karbon dari kebakaran lahan yang terjadi baru-baru ini di Indonesia.
Baca Juga:

Quentin Johnson, 56, pensiunan pemadam api di Sydney ikut menjadi relawan yang memadamkan kebakaran lahan di Kalimantan.
Parahnya kebakaran lahan di Indonesia digambarkan sebagai bencana lingkungan dan polusi asap oleh pensiunan pemadam kebakaran, Quentin Johnson yang ikut memadamkan api di Indonesia baru-baru lalu. Pria berusia 56 tahun asal Sydney ini bergabung dengan relawan lain untuk terjun langsung memadamkan api di Kalimantan kawasan yang menjadi sumber bencana kabut asap. Johnson mengaku setibanya di Kalimatan kabut asap yang dihadapinya sangat pekat. Ia bahkan nyaris tidak bisa melihat dua jalanan yang terbentang didepannya. Standar indeks polusi (PSI) didunia itu adalah 340, tingkat PSI diatas 300 sudah digolongkan sangat berbahaya bagi manusia. Tapi di Kalimantan Johnson mengatakan PSI disana mencapai catatan tertinggi 2300 dan dia hanya bisa melihat dari jarak 10 meter didepannya. "Saya tidak suka menyebutnya sebagai asap,” ketika Ia pulang ke Sydney. “Tapi seharusnya itu disebut polusi asap, bencana lingkungan bagi seluruh Asia Tenggara,” "Dan karena angin bertiup ke arah Utara maka kita di Australia tidak terpapar asapnya, kita tidak melihatnya,” Johnson mengatakan air yang dibutuhkan untuk memadamkan api juga sudah tidak ada. "Mereka memiliki sumber mata air besar disana yang sudah lama tidak ada,” "Mereka memerangi kebakaran lahan setiap hari dengan upaya apapun yang bisa mereka lakukan. Mereka memadamkan api disatu tempat, tapi timbul api ditempat lain. Sangat menyedikan, seluruh kawasan terbakar,” Quentin Johnson ikut terlibat dalam relawan yang memadamkan kebakaran lahan di Indonesia setelah ia menjawab permintaan bantuan via lama Facebook-nya dari Tony Gilding, warga Australia yang menjabat sebagai Presiden Yayasan Pelestarian Orang Utan, sebuah organisasi yang memiliki 700 ekor orang utan dalam perawatan mereka. Dalam bencana kabut asap yang terjadi baru-baru ini, diperkirakan lebih dari 75 juta orang terdampak kabut asap dan lebih dari 500 ribu orang menderita berbagai penyakit pernafasan.
Seorang pakar iklim terkemuka dari CSIRO juga menyebut kebakaran ini telah menghapus upaya manusia selama dua tahun terakhir dalam menurunkan emisi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia