Kebakaran Hutan dan Virus Corona Ancam Industri Pariwisata Australia
"Semua orang frustrasi. Saya baru saja berbicara dengan staf Qantas, dan juga frustrasi karena tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Jane Yuan.
Photo: Jane Yuan mengatakan kelompok turis dari Tiongkok merupakan klien utamanya di Australia. (ABC News: Grant Wignall)
Yuan memperkirakan 40-50 persen pendapatannya berasal dari rombongan tur dari Tiongkok yang mengunjungi Australia.
Pemerintah Tiongkok sudah melarang warganya untuk bepergian ke luar negeri sehingga salah satu pasar terbesar bagi turis Tiongkok, Australia juga terpengaruh karenanya.
Pemerintah Australia juga melakukan pembatasan transit melewati Tiongkok, dan maskapai pun membatalkan penerbangan.
"Saya harus membatalkan pemesanan restoran, hotel, juga tiket pesawat," kata Yuan.
"Banyak orang bekerja atau menggantungkan diri dari restoran, mereka sudah mulai khawatir, khawatir dari dampak turis asal Tiongkok."
Dari 9,3 juta turis yang mengunjungi Australia tahun lalu, menurut Tourism Australia, 1,4 juta di antaranya berasal dari Tiongkok dengan pengeluaran rata-rata sekitar Rp 90 juta.
Malang tidak bisa ditolak, untung tidak bisa diraih. Itulah yang mungkin dialami oleh sektor pariwisata Australia akibat dari kebakaran hutan di dalam negeri, dan penyebaran virus corona
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan