Kebakaran Hutan Ditarget Turun 80 Persen
Kamis, 11 Juni 2009 – 18:06 WIB
JAKARTA--Departemen Kehutanan (Dephut) menargetkan akan mengurangi hotspot atau titik api di kawasan hutan sebesar 80 persen dari jumlah titik api pada tahun 2006. Diharapkan, tahun ini jumlah titik api yang tersebar di kawasan hutan tinggal sebesar 28.800 hotspot.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan, Ditjen Perlindungan Hutan Konservasi Alam, Dephut, Sony Partono, mengakui cukup sulit untuk meniadakan titik api, pada musim kering yang bersamaan dengan musim tanam. "Kalau musim hujan, titik api bisa padam. Tetapi kalau musim kemarau, api yang sudah padam bisa muncul lagi," katanya. Untuk tahun ini, konsentrasi pemadaman masih pada daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan, seperti di Sumatera dan Kalimantan.
Baca Juga:
Pemerintah selalu menargetkan penurunan titik api (hotspot) setiap tahunnya. Pada tahun 2007, titik api ditargetkan turun lebih 50% dari jumlah titik api tahun 2006 sebanyak 146.264 titik api. Berdasarkan hasil pemantauan, pada tahun 2007 terjadi 37.908 titik api, melebihi target titik api yang ditetapkan. Menurut data Dephut, dari 146.264 titik api tahun 2006, sebanyak 1.160 titik api di antaranya berada di Jabar. Sementara tahun 2007 dari total 37.908 titik api, di Jabar terdapat 325 titik api.
Pada tahun 2008, hingga 23 Juni 2008, di Indonesia tercatat sebanyak 4.509 titik api. Posisi hotspot 70% berada di luar kawasan hutan, seperti lahan masyarakat dan lahan kebun dan 30% di dalam kawasan hutan, sebagian besar di HPH/HTI yang telantar.(lev/JPNN)
JAKARTA--Departemen Kehutanan (Dephut) menargetkan akan mengurangi hotspot atau titik api di kawasan hutan sebesar 80 persen dari jumlah titik api
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rawan Gangguan Keamanan di Sumbar, KAI Mewaspadai 6 Titik ini
- Mentrans Iftitah Minta PATRI Bersinergi dengan Tokoh-Tokoh Anak Transmigran
- Mantap! Bea Cukai Bontang Raih Predikat Zona Integritas Birokrasi Bersih dan Melayani
- Soroti Kasus Kekerasan Seksual Diselesaikan Lewat Pernikahan, Sahroni: Logika Keliru
- Dapat Hibah Kedaireka IRT-UM, LSPR Institute Tingkatkan Kualitas 2 Usaha Kopi
- Kasus Bayi Tertukar di RSI Cempaka Putih Berawal dari Kejanggalan, Begini Ceritanya