Kebal-Bebal

Kebal-Bebal
Wakapolda Jatim Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo saat meninjau pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya usai kericuhan Jumat (18/6) dini hari. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

Selama ini di seluruh Indonesia belum pernah ada demo yang secara terbuka menentang peraturan pembatasan.

Hal ini menjadi fenomena baru, bahwa masyarakat sudah mulai berani secara terbuka menentang otoritas.

Selama ini penentangan dilakukan secara personal, sporadis, dan tidak terorganisasi secara rapi.

Penerapan aturan pembatasan menjadikan masyarakat resah dan kemudian membuat gerakan protes terbuka.

Di tengah mewabahnya varian baru yang penularannya lebih ganas, di Surabaya justru terjadi dua kali kerumunan ribuan orang. Kamis (17/6) malam ribuan suporter Persebaya yang dikenal sebagai suporter Bonek berkumpul di depan Stadion Tambaksari, untuk merayakan ulang tahun ke-94 Persebaya.

Para bonek itu menyanyikan lagu-lagu dukungan untuk Persebaya dan sebagian ada yang menyalakan flare.

Beberapa saat kemudian terjadi keributan karena ada aksi saling lempar. Kericuhan membesar dan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Polisi kemudian menangkap hampir seratus Bonek yang rata-rata masih belia. Mereka dilepas setelah hasil tes antigennya negatif dan dijemput oleh orang tua.

Berbagai fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa yang terjadi sekarang bukan herd immunity, tetapi stupid immunity.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News