Kebal-Bebal

Kebal-Bebal
Wakapolda Jatim Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo saat meninjau pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya usai kericuhan Jumat (18/6) dini hari. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

Kerumunan ulang tahun Persebaya ini disayangkan oleh beberapa kalangan karena Bonek dianggap abai terhadap larangan berkumpul karena kondisi sedang genting.

Namun, ada juga yang membela Bonek dengan menyalahkan contoh buruk yang diberikan oleh para pejabat. Ulang tahun bonek dilarang dan dibubarkan, tetapi ulang tahun pejabat dibiarkan saja. Begitu alasannya.

Menko Marives Luhut Panjaitan gusar oleh ledakan penularan Covid 19 ini.

Dia mengatakan bahwa ledakan ini terjadi karena kesalahan semua. Pemerintah sudah mati-matian melarang mudik, tetapi masyarakat masih tetap mudik juga. Akibatnya sekarang harus kita tanggung semua. Begitu kata Luhut.

Luhut juga menyesalkan pejabat yang tidak memberi teladan yang baik. Luhut tidak menyebut nama, tetapi masyarakat tahu siapa pejabat yang berulang tahun dan siapa pejabat politik yang menggelar resepsi mantu besar-besaran, dan siapa pejabat yang menyebabkan kerumunan dalam kunjungan ke daerah.

Menuding momen Lebaran sebagai biang ledakan adalah sikap yang tidak fair. Pemerintah sendiri tidak konsisten dalam menerapkan aturan.

Di satu sisi mudik dilarang, tteapi tempat wisata tetap dibuka. Di satu sisi masyarakat diminta "stay at home" tapi di sisi lain diimbau supaya belanja Lebaran supaya ekonomi tetap bergerak.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono melontarkan kritik yang lebih tajam.

Berbagai fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa yang terjadi sekarang bukan herd immunity, tetapi stupid immunity.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News