Kebanjiran Imigran, Italia Ancam UE
Senin, 15 Juni 2015 – 14:02 WIB
ROMA - Ledakan pengungsi yang mendarat di pantai Italia membuat Roma kelimpungan. Sejak awal tahun, ada 57 ribu imigran yang menjejali negara mereka. Yang membuat pemerintah Italia semakin berang adalah, negara-negara Uni Eropa (UE) yang lain menutup rapat-rapat pintu perbatasan mereka. Imbasnya, para imigran terjebak di Italia.
Berdasar Perjanjian Schengen, warga UE yang terdaftar dalam perjanjian itu bisa melintasi perbatasan dengan bebas. Termasuk di antaranya para imigran yang telah memiliki surat jalan. Namun, selama beberapa hari ini, Prancis dan Austria menutup perbatasan mereka dari para imigran. Ratusan imigran tersebut akhirnya berkeliaran di stasiun kereta api di Roma dan Milan.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi meminta Uni Eropa (UE) mengambil langkah-langkah untuk membantu negaranya mengatasi masalah imigran itu. Bila tidak, Renzi mengancam menerapkan cara-cara yang melukai UE. Sebab, saat ini negaranya sudah kewalahan menampung para imigran gelap tersebut. Per hari ratusan orang berdatangan dengan menaiki perahu-perahu kecil.
''Jika Eropa (UE, Red) memilih solidaritas, itu bagus. Kalau tidak, kami telah mempunyai rencana B. Tapi, pertama dan terutama ini bakal menyakiti Eropa,'' tegasnya kemarin (14/6). ''Jika tidak memenuhi tanggung jawabnya dan tidak menunjukkan solidaritas, Eropa akan menemukan negara Italia yang berbeda dalam menyikapi masalah ini,'' tambah dia.
ROMA - Ledakan pengungsi yang mendarat di pantai Italia membuat Roma kelimpungan. Sejak awal tahun, ada 57 ribu imigran yang menjejali negara mereka.
BERITA TERKAIT
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel
- Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, 38 Orang Tewas
- Penyelidikan Soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan Dimulai