Kebaya Tak Pernah Dimakan Zaman

Kebaya Tak Pernah Dimakan Zaman
Foto: int
”Kebaya klasik modifikasi yang saya ciptakan,‭ ‬harus memenuhi kriteria kecantikan elegan khas pengantin nusantara.‭ ‬Pada tahun ini,‭ ‬saya memastikan selera kebaya pengantin memang kembali pada tema klasik yang potongannya mengikuti standar kebaya nasional.‭ ‬Hal ini bisa dilihat dari potongan yang serba lurus,‭ ‬minim detail tapi tetap diperkaya‭ ‬dengan kristal dan aneka payet,‭”‬ ujar Ivan Belva.

Meskipun mengambil mainstream klasik,‭ ‬namun Ivan tak mengurangi cirri khas detail yang biasa digunakannya.‭ ‬Seperti kebaya pernikahan,‭ ‬dirinya tetap menggunakan‭ ‬train atau‭ ‬ekor panjang dengan ukuran‭ ‬1.5‭ ‬hingga‭ ‬2‭ ‬meter untuk melengkapi kecantikan sang pengantin.‭ ‬Sementara di bagian pinggang dan kerah,‭ ‬ia tetap mengarahkannya pada lekukan bersahaja tanpa sentuhan terlalu ramai.

‏Sementara untuk menghasilkan gemerlapnya yang paling memukau,‭ ‬kebaya klasik modifikasi ini tetap mengandalkan payet impor Jepang dan kristal swarovsky asal Austria.‭ ‬Sedangkan untuk bahan dasar brokat dan tile,‭ ‬ia memastikan semuanya diambil dari kawasan Bandung dan Jakarta.‭ ‬

”Semua bahan aplikasi saya ambil dari luar negeri karena ketahanan kilaunya lebih baik.‭ ‬Hal ini sangat saya jaga karena aplikasi detail inilah yang menjadi penunjang kemewahan dari kebaya pengantin,‭”‬ rincinya.

BANDUNG-‭ ‬Kebanyakan orang kerap memandang bahwa kebaya merupakan pakaian klasik yang mengacu pada sisi tradisional.‭ ‬Hal itulah yang dikedepankan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News