Kebelet Berkuasa, Eks Bos Intelijen Rencanakan Pembunuhan Perdana Menteri
jpnn.com, YEREVAN - Armenia berhasil mencegah upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Nikol Pashinyan dan perebutan kekuasaan oleh sekelompok mantan pejabat.
Badan Keamanan Nasional (NSS) pada Sabtu (14/11) mengatakan, mantan kepalanya Artur Vanetsyan, mantan kepala faksi parlemen Partai Republik Vahram Baghdasaryan dan relawan perang Ashot Minasyan telah ditahan.
"Para tersangka berencana merebut kekuasaan secara ilegal dengan membunuh perdana menteri dan sudah ada calon-calon potensial yang sedang dibahas untuk menggantikannya," kata NSS dalam sebuah pernyataan.
Pashinyan menghadapi tekanan dari publik lantaran menyetujui gencatan senjata dengan Azerbaijan di saat Armenia kehilangan sebagian teritorial di wilayah Nagorno-Karabakh.
Pashinyan mengatakan awal pekan ini dia tidak punya pilihan kecuali menandatangani perjanjian untuk mencegah hilangnya wilayah lebih lanjut.
Dia mengatakan bahwa dia mengambil tanggung jawab pribadi atas kemunduran tersebut, tetapi menolak seruan untuk mundur.
Gencatan senjata menghentikan aksi militer di dan sekitar Nagorno-Karabakh, daerah kantung yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni oleh etnis Armenia.
Di bawah perjanjian itu, 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.
Mantan kepala intelijen dan beberapa pejabat lainnya ditangkap atas tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap perdana menteri Armenia
- Astaga, Bocah 16 Tahun di Singapura Berencana Bantai Puluhan Muslim, Ternyata Ini yang Merasukinya
- Nyaris Jadi Korban Pembunuhan, Ahmad Dhani: Gara-gara itu Gue Kenal Hercules
- Jokowi : Percayakan Pengungkapan Kasus 21-22 Mei ke Polri
- Ternyata Mantan Pimpinan Tim Mawar Sudah Dihubungi Majalah Tempo
- Pengakuan Mengejutkan HK terkait Peran Kivlan Zen
- Terungkap, Pembunuh Bayaran Incar 4 Tokoh Nasional