Keberadaan Ketua DPR Setya Novanto Dicari

Ujian besar bagi program anti-korupsi Presiden
Pada tahun 2015, Setya dituduh mencoba memeras perusahaan AS Freeport McMoran senilai US $ 8,8 miliar dalam bentuk saham, dengan imbalan mengizinkan perusahaan itu untuk melanjutkan penambangan di provinsi Papua.
Ketika sebuah rekaman terkait dugaan upaya pemerasan yang dilakukannya beredar, Setya mengatakan kepada wartawan "itu hanya sebuah lelucon".
Penyelidikian terkait kasus e-KTP barangkali merupakan ancaman terbesar bagi Setya Novanto dan menimbulkan masalah bagi Presiden Joko Widodo yang berjanji akan mengatasi isu korupsi yang telah menjadi endemik di Indonesia.
"Ini akan menjadi ujian yang sangat besar bagi Presiden," kata analis politik Tobias Basuki, dari CSIS Jakarta.
"Ini nyaris menjadi situasi yang dilematis karena partai Setya Novanto adalah pendukung Joko Widodo di Parlemen dan kasus ini pasti melibatkan politisi lain, termasuk politisi dari partai Presiden.”
"Risiko terbesarnya adalah membuat sekutunya juga terperangkap dalam kasus ini, dan ada juga tantangan untuk mengurangi dukungan politik dari politisi berkuasa yang terlibat dalam kasus ini.”
"Tapi di sisi lain, jika Setya Novanto bebas dari hukuman, akan banyak reaksi balasan atas legitimasi moral Presiden Widodo sebagai Presiden anti-korupsi."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya