Keberanian PM Turki Mendapat Pujian Hamas dan Iran
Minggu, 01 Februari 2009 – 07:20 WIB
''Aksi Erdogan bagai ledakan bom di dunia,'' ujar mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani. Seorang ulama berpengaruh lain lagi iramanya. ''Pendirian berani melawan penjahat Israel,'' bunyi pesan singkat ulama sekaligus politisi berpengaruh, Ahmad Janati, kepada Erdogan.
''Kami harap Turki mengambil langkah tegas dengan memutus hubungan politik dengan Israel dan menendang duta besar negeri Zionis itu (dari Turki),'' ujar anggota parlemen terkemuka, Kazem Jalai. Tak hanya politisi, mahasiswa Iran turut mengungkapkan simpati terhadap Erdogan. Di depan kantor kedutaan besar Turki di Tehran, mereka meneriakkan kalimat dukungan. ''Erdogan, Erdogan, kami mendukung Anda,'' dan ''Binasalah Israel! Binasalah Amerika!''
Dalam wawancara khusus dengan Washington Post kemarin, Erdogan menceritakan proses perundingan perdamaian di Timur Tengah sebelum operasi Israel. Yakni perundingan empat negara, Turki, Syiria, Israel dan Palestina. Israel hampir mencapai kesepakatan upaya meredakan ketegangan dengan Syiria. Erdogan juga menginginkan agar Hamas diikutkan dalam proses perdamaian, namun Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berseberangan pendapat.
''Saya yakin inilah jalannya jika ingin membebaskan serdadu Israel (yang ditawan Hamas 2005) Gilad Shalit,'' kata Erdogan. Namun, lanjut Erdogan, jika serdadu Israel sudah dibebaskan, maka ketua dan anggota parlemen Hamas yang ditawan Israel juga harus dibebaskan.
RAMALLAH - Keberanian Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memprotes -bahkan kemudian melakukan walk out- Presiden Israel Shimon Peres terkait
BERITA TERKAIT
- Bertemu di World Leaders Summit, Megawati Berbincang dengan Al Gore
- PP PMKRI Perkuat Diplomasi Lintas Organisasi Masyarakat Sipil di Asia Pasifik
- Megawati Minta Semua Negara Menjaga Masa Depan Anak di Forum Internasional
- Indonesia Harus Tolak Wacana Trump Soal Relokasi Warga Palestina ke Yordania & Mesir
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini