Kebijakan Bu Menkeu Dikecam Nih
jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) sesuai upah minimum provinsi (UMP) atau upah minimum kota (UMK) menuai protes.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, ini merupakan bentuk kebijakan kapitalis dari tanpa memikirkan rakyat miskin dan buruh.
Menurut Said, kaum buruh justru dipaksa membayar pajak lebih besar dengan mengorbankan daya belinya.
"Kami menolak rencana penurunan PTKP ini," kata Said di Jakarta, Senin (24/7).
Saiq mengatakan, seharusnya menkeu memprioritaskan wajib pajak besar, yang belum membayar dengan benar serta para pengemplang pajak guna meningkatkan pendapatan pajak pemerintah.
Bukan justru memungut pajak penghasilan lebih besar dari kaum buruh yang kebanyakan rakyat kecil.
Apalagi, daya beli masyarakat berpenghasilan kecil dan buruh saat ini masih rendah.
Karenanya, rencana penurunan PTKP akan semakin menggerus penghasilan dan menyengsarakan rakyat.
Kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani menurunkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) sesuai upah minimum provinsi (UMP) atau upah minimum
- Ribuan Buruh Surabaya Bersemangat Memenangkan Khofifah-Emil
- Mengenal Skema Bipartit pada Penerapan UMP versi Apindo
- Temui Pj Gubernur, Aliansi Buruh Menyuarakan UMP Aceh 2025 Naik jadi Rp 4 juta Per Bulan
- Pemimpin Paling Berpihak ke Industri SKT, Khofifah Tuai Dukungan Ribuan Buruh Ngawi
- Tangis Buruh Sritex Pecah Seusai Wamenaker Immanuel Ebenezer Memastikan Tidak Ada PHK
- Francine Minta Semua Pihak Kedepankan Dialog soal Tuntutan Kenaikan Upah Buruh