Kebijakan Impor Beras Bikin Gaduh Para Petani
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Zul Herman menyayangkan kebijakan pemerintah melakukam impor beras menjelang panen raya.
“Kebijakan ini (impor beras, red) sudah membuat gaduh para petani yang sedang berjuang menegakkan kedaulatan pangan,” kata Zul dalam keterangan pers diterima Sabtu (6/3).
Zul menyampaikan hal itu menanggapi kebijakan impor beras satu juta ton yang sudah dialokasikan melalui perum Bulog.
Menurut Zul, pemerintah tidak perlu impor beras karena bulan Maret ini akan ada panen raya. Dia menilai Bulog dan Kemendag tidak melihat data pertanian ini.
“Menurut saya, Bulog sebaiknya menyerap hasil panen petani terlebih dahulu sebelum mengeluarkan permohonan impor beras,” ujar Zul.
Terpisah, Direktur Eksekutif Indef Ahmad Tauhid juga menyayangkan kebijakan impor beras tersebut.
Menurut Tauhid, kebijakan itu lambat laun akan menghancurkan kondisi harga di tingkat petani yang kini sedang berjuang meningkatkan produksi. Apalagi awal tahun ini Indonesia akan menghadapi musim panen tahunan yang berlangsung pada pertengahan Maret mendatang.
“Masa panen diperkirakan mencapai 8,7 juta ton GKG (gabah kering giling). Begitu juga dengan bulan April yang mencapai 8,59 juta ton GKG. Kalau impor beras sekarang ini dilakukan maka tentu saja akan menghancurkan harga di tingkat petani,” kata Tauhid, Jumat, 5 Maret 2021.
Kebijakan impor beras sudah membuat gaduh para petani yang sedang berjuang menegakkan kedaulatan pangan.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani
- Sambut Musim Tanam, Pupuk Indonesia Gelar Rembuk Tani
- Bertambah Lagi, Desa Energi Berdikari Pertamina Hadir di Indramayu
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan