Kebijakan Jokowi Tingkatkan Nilai Ekspor Nikel, Inas Sindir 2 Ekonom Senior: Siapa yang Bodoh?
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Hanura Inas N Zubir heran dengan banyaknya pihak yang menyerang kebijakan pemerintah terkait ekspor nikel dengan menggunakan narasi anti-asing.
Pasalnya, dengan berteriak lantang mengecam pemerintahan Jokowi, justru merekalah yang sedang menguntungkan pihak asing.
Inas mengatakan bahwa berdasarkan data Kementerian ESDM, pemilik tambang nikel terluas dan terbesar adalah PT. Vale Indonesia (Tbk).
"PT. Vale Indonesia (Tbk) yang didirikan pada tahun 1968 dan sebagian besar sahamnya milik Brazil," kata Inas dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/12).
Menurut Inas, selama beroperasi di Indonesia, perusahaan tambang itu sangat kecil kontribusinya bagi kemajuan masyarakat di wilayah yang kekayaan alamnya mereka keruk.
Inas teringat pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sulaiman bahwa sepanjang sejarah Vale beroperasi di wilayahnya, posisi top level management tak pernah ditempati warga lokal.
"Padahal kontribusi terhadap daerah Sulawesi Selatan juga tidak terlalu besar, yakni dalam setahun hanya Rp 200 miliar," ujar Inas.
Ketika pemerintah mendorong perusahaan tambang membangun smelter di dalam negeri, Vale justru menolak karena ekspor langsung ke China jauh lebih menguntungkan.
Inas menyindir sejumlah tokoh dengan embel-embel ekonom senior yang meremehkan kebijakan Presiden Jokowi soal ekspor nikel
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Riyono Komisi IV: Kenaikan PPN Bertentangan dengan Spirit Ekonomi Pancasila