Kebijakan Macam Apalagi Ini?
jpnn.com - jpnn.com - Rensi, salah seorang orangtua/wali murid di Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, mengaku, sudah antre dan berebutan untuk mendapatkan buku-buku LKS untuk putrinya sejak Kamis (5/1) lalu.
Namun sampai Jumat (6/1) pagi belum kebagian juga.
"Ada ribuan orang semalam yang antre, makanya tak kebagian saya. Pagi ini (kemarin) datang lagi, tapi belum juga dapat. Untunglah Pak Kadisdik tadi datang suruh pulang," ujar Rensi seperti diberitakan Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
Rensi rela antre di toko buku tersebut untuk mendapatkan empat paket buku LKS untuk anaknya yang masih duduk di kelas tiga SD.
”Buku tema semester dua, buku PAI, PJOK, dan buku Bahasa Inggris generasi emas," ujar Rensi sambil menunjukan catatan daftar bukut yang harus dibelinya itu.
Buku-buku tersebut, sambung Rensi, memang harus beli di toko buku yang ditunjuk oleh pihak sekolah tempat sekolah anaknya. "Hanya di sini yang ada, makanya harus antre sejak semalam saya," ujarnya.
Buku-buku tersebut umumnya dijual seharga Rp 18 ribu per buku. Padahal tahun-tahun sebelumnya buku tersebut didapat dengan mudah, sebab dijual di sekolah dengan harga hanya Rp 15 ribu per buku.
"Tak tahulah kebijakan macam apalagi ini. Jadi susah kami orangtua ini kalau dibuat begini terus. Sudah untuk mendapatkan susah, harganya juga lebih mahal," ungkap Rensi.
Rensi, salah seorang orangtua/wali murid di Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, mengaku, sudah antre dan berebutan untuk mendapatkan buku-buku
- Wali Kota Minta Guru Tidak Boleh Terlibat LKS
- Wali Kota Ini Geram Tudingan Dewan Ada Pejabat Bermain
- Pengelola Toko Diminta Kembalikan Uang Para Wali Murid
- Kronologi Munculnya Buku LKS Itu Akhirnya Terbongkar
- Top! Wali Kota Ini Larang Seluruh Sekolah Gunakan LKS
- DPRD Panggil Enam Pengelola Toko Penjual LKS