Kebijakan Surat
Oleh: Dahlan Iskan
Di bawah menteri sudah banyak dirjen. Di bawah dirjen banyak direktur.
Tentu masalah-masalah teknis cukup diatasi di tingkat itu, terutama kalau pekerjaan itu sudah dianggap rutin.
Mungkin saja surat dari PPATK ke Kemenkeu sudah dianggap benda rutin.
Saya tidak tahu direktorat mana yang seharusnya menerima surat-surat seperti itu. Lalu direktorat apa yang harus menyelesaikannya.
Rasanya semua direktorat di Kemenkeu sangat sibuk. Pekerjaan terlalu banyak. Rapat terlalu sering. Lalu lintas disposisi terlalu ruwet.
Di pihak lain transaksi keuangan begitu tinggi. Puluhan ribu transaksi setiap hari, termasuk transaksi muter-muter di antara kantong kiri, kantong kanan, kantong atas, kantong bawah dari tubuh yang sama.
Katakanlah hari itu PPATK kirim surat ke Kemenkeu: ada transaksi mencurigakan. Surat itu tentu jatuh dulu di bagian tata usaha.
Semua surat masuk harus ke bagian itu. Sehari bisa seribu surat. Lalu dipilah-pilah. Diteruskan ke mana.
SEBERAPA banyak pegawai Kementerian Keuangan merasa kasihan kepada atasan tertinggi mereka –Menkeu Sri Mulyani? Saya kasihan beliau, tetapi...
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Celeng Banteng
- 5 Berita Terpopuler: Cermati 11 Ketentuan KepmenPAN-RB 634 soal Honorer TMS & Belum Melamar, Ada Jabatan yang Disorot
- Sritex Akhir
- Hasil Survei LPI: Budi Gunawan Menteri Terbaik
- Perdana di Era Prabowo, Pameran Lukisan Tunggal Seniman Kawakan Ini Diberedel